Musikku

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Kamis, 11 April 2013

Melambungnya harga bawang merah

Sedikit mengulas tentang kehidupan pertanian. Sekarang, harga bawang dipasaran nyaris tak terhingga, dan nyaris sama dengan harga makanan mahal seperti daging. Indonesia adalah negara agraris, Negara yang kaya akan tanaman, serta berbagai macam kebutuhan pokok. Tapi anehnya, Indonesia belum bisa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. 
Indonesia mempunyai banyak pulau, hutan, bahkan lautan yang membentang luas. Tapi kenapa Indonesia sendiri tak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya? Menurut pendapat saya itu terjadi karena Indonesia lebih suka untuk menggunakan produk dari luar Negaranya. Indonesia lebih sering untuk memasok kebutuhan dari luar untuk memenuhi kebutuhan dalam Negerinya sendiri. Sumber Daya Manusia di Indonesia, juga menjadi salah satu faktor yang membuat Indonesia "miskin" di Negara yang melimpah ruah segala kebutuhannya.
Manusia di Indonesia, lebih suka mengenyam pendidikan di Negara orang, dan mengapresiasikannya di Negara lain pula. Seharusnya dengan kemampuan, kejeniusan ataupun keahlian yang setiap orang miliki, masyarakat Indonesia mampu untuk mengolah hasil bumi yang melimpah ruah dan tanpa batas ini. 
       Masyarakat harusnya tak sungkan untuk memajukan Negaranya sendiri dibandingkan untuk ia memakmurkan Negara orang lain. Memang, bekal yang mereka dapatkan atau pengalaman, pasti lebih banyak didapatkan di Negara orang lain. Tapi, seharusnya dengan bekal pengalaman mereka tak seharusnya sungkan - sungkan untuk membagi ataupun merealisasikan ilmu yang ia miliki. 
Krisis bawang merah menjadi salah satu ironi yang seharusnya menjadi hentakan untuk Pemerintah Indonesia. di Negara yang katanya "tongkat" bisa menjadi tanaman, kita tak seharusnya mengalami krisis seperti ini. 

Disini mengatakan "Sekitar 95 persen kebutuhan bawang putih lokal dipenuhi dari impor. Sedangkan sisanya dipenuhi dari dalam negeri." Kita lebih sering untuk melakukan ekspor yang berlebihan tapi dengan harga yang murah, dan setelah itu negara yang kita ekspor menjual kepada kita lagi dengan barang yang sama, tapi mempunyai sedikit perbedaan. sehingga kita mau tidak mau harus membeli barang yang lebih mahal yang kita jual dengan harga murah untuk negara yang kita ekspor.

Dengan keadaan seperti ini, apakah kita tidak merasa malu  karena kita memenuhi hampir dari 100 persen kebutuhan sendiri dengan membeli produk dari negara lain? (impor)
Di satu sisi kita belum dan belum bisa untuk memenuhi kebutuhan Negeri sendiri. 
Semoga ini menjadi pukulan untuk bangsa kita, supaya lebih bisa untuk memutar otak atau bahkan menggali inovasi yang lebih berguna supaya negeri kita dapat memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar